Afirmasi Positif Justru Memberi Efek Negatif
Agustus 9, 2009Anda pasti sudah sering mendengar tentang penggunaan kalimat afirmasi yang dipakai untuk meningkatkan rasa percaya diri ataupun keberanian mental seseorang? Misalnya, “Saya pasti sukses menghadapi ujian!”, “Saya pasti memenangkan tender proyek itu!”, dan “Saya bisa!”
Ada ribuan pelatih sukses dan ahli-ahli motivasi selalu mengajarkan pentingnya menyuarakan pernyataan seperti itu setiap harinya agar kondisi kejiwaan kita menjadi lebih tenang dan optimal. Di Amazon.com sendiri terdapat 9766 produk yang mengetengahkan kekuatan afirmasi. Saya pribadi tidak pernah menyukai gaya tersebut karena… uhm, ada alasan saya sendiri, nanti kapan-kapan saya jabarkan dengan lengkap.
Namun yang jelas baru-baru ini saya mendapatkan sebuah berita yang menguatkan keberatan saya tersebut. Dalam Psychological Science edisi terakhir, Joanne Wood dan rekan-rekannya mengadakan sebuah survei penelitian tentang efek dari kalimat afirmasi positif tersebut. Para partisipan diminta untuk mengulang-ulang kalimat, “Saya orang yang menyenangkan,” selama empat menit, lalu ditanya tentang bagaimana perasaan tentang dirinya.
Hasilnya ada yang seperti dugaan, ada juga yang sangat mengejutkan.
Bagi orang yang memang sudah memiliki rasa percaya diri, kalimat afirmasi itu memberikan dorongan sehingga merasa dirinya sangat lebih baik, sementara orang yang semenjak awal memiliki low self esteem merasa dirinya semakin buruk dan parah setelah menggunakan afirmasi positif tersebut. Yang lebih parah lagi, emosi kelompok yang kedua itu ternyata lebih rendah dan berantakan dibandingkan orang-orang yang tidak menggunakan kalimat afirmasi positif.
“In brief, Wood suggested that people with low self-esteem are harmed by self-affirmation because they just don’t believe themselves to be lovable persons. Open declarative statements often trigger automatic counter-arguing. Someone who is overly self-critical and who says to herself “I am a lovable person,” might spontaneously sneer at her clumsy attempt at self-indoctrination. As a result, self-esteem goes down even further. Instead of pulling the person’s self-concept up, the positive self-statement now highlights the difference between the actual and the ideal self.”
Setelah belasan tahun memerangi tren kalimat afirmasi yang terlalu berlebihan itu, akhirnya saya menemukan secercah bukti kuat yang mendukung. Anda ingin tahu lebih banyak alasan lainnya tentang kelemahan sistem afirmasi? Silakan temui saya dalam program training.
Salam revolusi cinta,
Lex dePraxis
bagus artikelnya… afirmasi berarti kalimat sugestif ya untuk mensugesti smangat atau mental diri sendiri atau orang lain…
oleh yusupman Agustus 9, 2009 at 12:41 pmafirmasi apa sih? masih gak ngerti… 😦
thanks ya udah maen ke blog gw. maen lagi juga boleehh 😀
oleh diazhandsome Agustus 9, 2009 at 10:04 pmsalam ganteng dari diazhandsome
berlebihan dalam postive thingking berarti terlarang dong bagi Lex..ehmm mengejutkan.
oleh herdianto Agustus 10, 2009 at 10:01 amhuhuhu.
ini sebabnya ketika sidekick gue bilang
‘ayo bro, loe pasti bisa!’, gue malah makin degdegan.
nice post. seriously.
oleh Maybe Hitch Agustus 10, 2009 at 10:36 pmok, jadi itu aLasannya..
oleh RedZz Agustus 14, 2009 at 12:21 pmnow, why don’t u move on to “how to soLve” section?
buat orang2 dengan Low seLf esteem,
apa yg bisa diLakukan untuk meningkatkan seLf concept mereka?
mm… mungkin itu sebabnya kenapa pas gue lg sedih atau stress dan gue maksa berpikir kalo ‘gue hepi!’ dan ‘gue baik2saja!’ gue malah makin ngerasa sakit and ancur..
any solution, romanse expertise?…
😉 😉 love, adeirra
visit also http://www.adeirra.com/blog
oleh womanation Agustus 15, 2009 at 10:54 amSetuju, kadang malah afirmasi bikin lebih buruk, soalnya kalo ga pas malah meyakinkan hal yang berlawanan dari afirmasi tersebut. Misalnya kita bilang “aku bisa” , kalo pede-nya emang kurang, afirmasi ini malah akan membuktikan bahwa sebenarya kita merasa ga bisa.
oleh Azha Agustus 22, 2009 at 1:48 pmSalam.
Menurut saya afirmasi hanya bisa efektif jika dalam kondisi rileks dan tenang,bukannya terburu2 untuk melihat hasilnya.Segala sesuatunya butuh prose kan???
oleh Supardi Kalundu Agustus 24, 2009 at 10:57 pm[…] alamiah. Tentu saja tidak dengan permainan mengulang afirmasi positif karena sudah saya jelaskan efek negatifnya. Saya akan memberikan tiga buah aktifitas yang bisa Anda ikuti untuk membiasakan diri menjadi […]
oleh Menumbuhkan Cinta Pada Diri Sendiri « Lex dePraxis – Unlocked! – Menyingkap Misteri Manusia, Cinta, dan Romansa November 12, 2009 at 4:36 pmafirmasi memang keinginan sadar kita tapi ini juga akan bertabrakan dengan logika sadar yg membantah iu semua, macu semangat “saya bisa”, “pasti bisa”, bakal bertabrakan dengan kenyataan yg gak menunjukan kalo diri bisa melakukannya. sampai akhirnya jadi nyerah dan jatuh..ah “saya emang gak bisa menegrjakan ini”, ” ini terlalu sulit buat saya”, dan “saya nyerah”.
oleh reva(alumni hs) Desember 11, 2009 at 9:57 amambigu.ningung dan desperate.
ikut HS, dan belajar di blog ini bisa jadi jalan keluarnya. mantaf lex.
Semakin gw kuatin afirmasinya,semakin kuat pula pikiran gw menolaknya,semakin kacau pikiran gw.
oleh Light Februari 22, 2010 at 12:58 amPengganti afirmasi yang bener-bener maknyus apa ya lex?
Ox banget artikelnya
oleh Kangrofiq Maret 7, 2010 at 11:14 pmmenarik, karena belakangan ini sy sdng bnyak membaca soal afirmasi ini. ini ada kaitannya juga tho dg hukum law of atractionnya si brenda ya…
oleh judi April 12, 2010 at 4:37 pmyang jdi masalahnya juga adalah brenda jarang menyebutkan hkum law of disattraction, yg biasanya menyertai hukum law of attraction. Coba agan cek ke internet.
oleh Helot Juli 10, 2010 at 8:15 pm[…] itu ternyata engga mudah lho boleh dibilang sulit. Kita mungkin suka memberi sugesti positif pada diri kita sendiri agar bisa berubah menjadi orang yang percaya diri. Tapi tetep aja […]
oleh Benarkah berubah itu sulit? « Rullyeist's blog Mei 4, 2010 at 11:26 amapremasi adalah kata2 yang keluar dari mulut kita yang di keluarkan dari lubuk hati kita
mengapa apremasi banyak orang bilang susah,knp??karena di diri mereka masih ada jiwa yang sombong,angkuh,egois dll yang dapat mengurangi energi positif yang kita apremasikan…
coba kalian berapremasi sebelum tidur,sambil memikirkan orang2 yang kalian cintai,contohnya “saya mau membahagiakan orang tua saya”
dan INGAT apremasi yang kalian katakan tidak akan menjadi energi positif apa bila masih ada kesombongan dalam diri kita”kata kuncinya rendah hati”coba apremasikan diri anda”saya rendah hati”begitu terus sampai mengeluarkan air mata….i.allah kalian akan sukses dunia akherat
oleh inspirator Juli 3, 2010 at 3:28 amLha iya dong … afirmasi akan terasa efektif jika dilakukan pada saat gelombang otak ada di gelombang alfa ke teta… kalo dalam kondisi biasa.. bheta.. maka akan ada penolakan. Karena otak sadar kita tidak menerima (memblok) afirmasi itu….
oleh Budi Wibowo Juli 5, 2010 at 1:26 pmEmang sih visualisasi bisa menggantikan afirmasi.. bahkan lebih dahsyat bro.. salut amah lex.. thanks personal inner game nya
oleh warsono Oktober 21, 2015 at 2:45 pm