h1

Mengatasi Rasa Malu Dalam Situasi Sosial

Agustus 6, 2009

mengatasi rasa malu dalam situasi sosial

Rasa canggung dan malu, atau shyness, bukan hanya dialami oleh orang-orang yang merasa dirinya introvert. Saya menemukan orang yang ekstrovert juga mengalami fenomena tersebut, namun mereka mengerti bagaimana cara mengeluarkan diri dari tekanan tersebut.

Apa sebenarnya yang membuat orang merasa malu? Saya menyebutnya dengan istilah Omni Mirror Syndrome (OMS), alias  orang-orang tersebut seolah merasa dikelilingi cermin yang selalu mengikuti kemana saja, sehingga mereka bisa terbayang ‘melihat’ apa yang sedang mereka lakukan. Istilah lainnya yang lebih dikenal adalah ‘terlalu sadar diri’ yang menyebabkan mereka sulit untuk bertindak lepas karena takut menampilkan imej yang jelek atau salah.

Bernardo Carducci, pimpinan dari Indiana University Southeast Shyness Research Institute, memiliki penjelasan yang ilmiah mengenai fenomena tersebut.

The next time you’re invited to a party but afraid to go, try to remember that shyness may affect up to 40 percent of the population, but it doesn’t have to be a life sentence. Despite beliefs to the contrary, shyness is not completely hardwired. This is because shyness requires a sense of self—which develops only after about 18 months of age. It involves feelings of excessive self-consciousness, negative self-evaluation and negative self-preoccupation, he explained.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek kaca tersebut?

Pindahkan fokus Anda pada hal-hal eksternal di luar tubuh Anda, mis. makanan/minuman di atas meja, pakaian orang lain, keanehan yang terjadi di ruangan, suara musik di latar belakang, dan yang paling mudah… isi pembicaraan orang lain!

Anda akan merasa terbebas ketika Anda berhenti memandangi bayangan refleksi diri Anda sendiri di dalam kepala. Kita begitu terpaku dengan rasa malu dan canggung jika terlalu sibuk memperhatikan diri sendiri, berdialog dan mengomentari suara-suara yang ada di kepala kita tentang refleksi bayangan dari kaca diri. Jika kita memecahkan kaca tersebut dan menaruh konsentrasi pada segala sesuatu yang di terjadi di dunia nyata, maka rasa malu tersebut berangsur-angsur memudar.

Bagaimana langkah praktis untuk mengaplikasikan ini dalam situasi romansa? Ketika baru berkenalan, hindari topik-topik tentang diri Anda sendiri karena itu akan mengaktifkan OMS yang memicu sikap gelagapan, kaku dan sebagainya.

Salam revolusi cinta,

      Lex dePraxis

Solusi Romansa #1 di Indonesia

lex depraxis sebar hitman system

21 komentar

  1. wah saya baru tahu klo rasa malu dimiliki bahkan oleh orang yang terlihat pe-de sekalipun. Dan solusi yang diberikan sangat aplikatif, intinya adalah menenggelamkan ilusi ttg kelemahan diri pribadi dan melihat bahwa value kita lebih tinggi dari lawan bicara/orang disekitar kita. hebat.

    Lex’s Reply: Ditunggu kisah aplikasinya.


  2. nice post
    kunjungan balik n salam kenal..

    Lex’s Reply: Thank you, ditunggu kunjungan berikutnya.


  3. Yups, orang ekstrovet kaya gw juga kadang kala ngerasa minder. Klo boleh nambahin fokus ke apa yang udah dipunya A.K.A kelebihan diri. 🙂

    Lex’s Reply: Saran yang bagus, namun ada kelemahan… fokus kepada kelebihan diri juga berdampak pada meningkatkan kesadaran/cermin diri yang justru menjadi sumber tekanan di awal.


  4. Saya terkadang cukup sulit juga memahami tentang rasa malu di diri saya sendiri. Sebab, sering di suatu waktu, tanpa alasan yang saya pahami, saya bisa berprilaku demikian ‘cair’. Padahal, saat itu saya sedang mewawancari seorang tokoh yang cukup disegani. Tapi bisa juga di suatu waktu rada-2 ‘gerah’ untuk berprilaku dan berbicara, padahal yang saya hadapi juga nggak hebat-2 banget.

    Hanya, kalau menurut saya, untuk melawan rasa malu ini, langkah pertama adalah memperbaiki penampilan. Jika saya merasa cukup nyaman dengan yang saya pakai, biasanya siapapun yang saya hadapi tidak akan merasa minder atau malu. Metode pengalihan pikiran, kalo yang saya alami sendiri, kayaknya kurang tepat. Karena sepertinya semakin saya berusaha mengalihkan pikiran, semakin saya mengkonfirmasi diri bahwa saya berada dalam kondisi malu.

    Lex’s Reply: Masukan yang brilian, terima kasih telah berbagi, sobat. 🙂

    Thanks Lex, tulisanmu masih tetap inspiratif… 🙂


  5. wah kayaknya rasa malu kalo berak dicelana didepan umum itu ndak bisa dihilangkan..
    hahahah

    Lex’s Reply: Hwarakadah, ancurr..


    • Gambaran realita anak-anak kelas 2 SD yang suka jajan sembarangan.

      Lex’s reply: Hmm, sampai sekarang saya juga suka jajan sembarangan. 😀


      • Sama dong..:-D

        Lex’s reply: Toss!


  6. rasa malu jangan dihilangkan. tapi tempatkan rasa malu itu, sesuai dengan tempatnya.

    Lex’s Reply: Pertanyaannya, ditempatkan ke mana…


    • . maaf nih yah, cuma ngasi contoh saja .

      . misalnya, si kecil d kandang’a . 😀

      . peace .! (bner ga?)

      . Btw, thx bwt solusinya bang Lex, patut d coba .!

      Lex’s reply: Laporkan hasilnya..


  7. bro, gw pemalu abis, menahun, udah capek ngejalaninnya, how i get out from this cave?

    Lex’s Reply: Find the exit sign, bro. 😀


    • caranya ?

      Lex’s reply: Kita obrolin saat ketemu saja, sobat..


      • ikut seminar HS / practical FAST.
        hmm..
        nggu gelombang kedua dh di Sby. 🙂

        Lex’s reply: Sampai jumpa, sobat.


  8. Kalau menurut aku sih man, trial and error aja dalam hidup ini, jangan terpaku pada vaildasi orang lain, ntar jadinya kita gak akan bergerak ke mana-mana.

    Lex’s Reply: Amin, amin, amin.


  9. […] oleh orang-orang yang merasa dirinya introvert. Saya menemukan orang yang ekstrovert juga mengalami fenomena tersebut, namun mereka mengerti bagaimana cara mengeluarkan diri dari tekanan […]


  10. baru baca artikel anda bro, jadi belum bisa berkomentar….

    tapi tulisan anda memang keren and inspiratif seperti halnya yang di hitman.

    salam kenal bro
    ujex.

    Lex’s reply: Terima kasih juga, salam kenal dan selamat beraksi!


  11. hmmm..saya terlalu setuju dgn apa yang mas Lex bahas..itu artinya dugaan saya benar..thanks

    Lex’s reply: Jangan hanya setuju, silakan dipraktekkan


  12. Benar sekali.Setelah saya coba,ternyata me-non aktifkan OMS dalam diri saya tidaklah mudah.. Seolah-olah orang2 disekitar saya adalah cermin dan apa yg saya lakukan,mereka seperti memandangi/ memantau diri saya,benar2 menyiksa diri..
    Pertanyaannya apakah dengan menghilangkan efek O.M.S berarti juga menghilangkan diri saya sendiri?

    Lex’s reply: Sama sekali tidak. Menghilangkan OMS hanya berarti Anda berhenti mengawasi diri sendiri, terlepas dari penilaian dan kekhawatiran, agar dapat larut dalam situasi yang ada.


  13. Wah, terima kasih banyak utk tulisan ini. Yg mengejutkanku adalah ternyata banyak orang mengalami kejadian ini. Rasanya lega … Masih waras rupanya.

    Lex’s reply: Selamat menikmati kebebasannya.


  14. kalo aku solusinya adalah “mengetahui” apa yang terjadi saat kmu malu.

    setiap orang pasti memikirkan dirinya sendiri. termasuk kita.

    saat kita malu, kita berpikir bahwa “orang lain sedang memikirkan dan memperhatikan kita”

    so my solution is. REALLY believe that no one is judging you. okay, maybe they judge you. but its over in 5 seconds. selanjutnya mereka kembali memikirkan diri mereka sendiri. hehehe..

    Lex’s reply: Tepat sekali.


    • Benar juga, tapi aku sering lupa akan hal ini saat aku berada di posisi tersebut

      Lex’s reply: Sekarang sudah sadar ‘kan..


  15. Lex Anda alien dari planet mana?? kok pemikiran anda tentang sesuatu hal sering diluar pemikiran kami sebelumnya, bahkan tidak terfikir sekalipun, dan itu berguna bagi pengembangan kami manusia2 di bumi.
    Hayo mengaku saja sebelum kami sewa MIB dari Amerika

    Lex’s reply: Hahaha, terima kasih sobat. Ditunggu kehadirannya lagi. Saya juga mau dong kenalan dengan MIB. :p



Tinggalkan komentar